Jumat, 12 Februari 2016

“ Rumah Kosong dan penghuni hantu “



Angin berhembus kencang alunan diskotik meramaikan suasana kota malam yang gelap gulita. Seorang anak kecil menulusuri alunan Kota Patern berjalan menuju suatu tempat dengan membawa buku dan pena. Entah apa yang dia lakukan dengan berjalan kebigungan sambil melantunkan ayat-ayat suci al-quran. Seorang anak kecil yang bernama Muhammad Satrio wibowo yang sering dipanggil sebutan Satrio terus melangkah berjalan dengan memontang -mantingkan buku dan penanya, tiba-tiba Satrio berhenti melangkahkan kakinya serta terus melantunkan ayat-ayat suci al-quran. Dia memandang sebuah rumah kosong yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya selama 5 tahun yang lalu. Satrio pun terus memandang dan menatap dengan mata yang tak berkedip sama sekali, anak yang bernama Muhammad satrio Wibowo merasa ketakutan karena melihat sosok seseorang tinggi besar dengan mata memerah tajam memandang dirinya. Satrio pun berlari hingga terbirit-birit. Dia pun berhenti di suatu tempat di depan warung kopi yang sudah tertutup.  Kakek-kakek menghampirinya dan memegang pundaknya. Satrio pun serontak  teriak dan menangis karena ketakutan oleh sosok seorang tinggi besar dengan mata yang memerah. Rasa ketakutanya terus menyelimuti pikiranya dan memikirkan sosok seorang tinggi besar dengan mata yang memerah. Di dalamnya pikirannya dia terus penasaran apakah sosok yang dia lihatnya di rumah kosong itu seoarang hantu.
“ Kakek pun bertanya “ ada apa dek kok berlari hingga terbirit-birit dan ketakutan?”.
“ Sahut satrio dengan nada terbata-bata “ ta..ta...tadi dirumah kosong ada sosok seorang tinggi besar dengan mata memerah kek.!!!”
“ Ohh... sosok itu yang adik lihat seorang hantu yang terbunuh secara tidak wajar dek. sosok hantu itu sering muncul dimalam hari waktu menjelang sholat isya’. Adik  jangan takut, rumah adik daerah mana biar kakek antar pulang? Sahut kakek.”
“ Satrio pun bertanya” kek kenapa hantu itu terus bermunculan dan bergentayangan hingga menggangu setiap orang berjalan melewati rumah kosong itu kek. Memangnya dulu rumah itu dihuni oleh siapa kek?”.
“ Kakek pun menjawab pertanyaan Satrio “ hantu itu bermunculan setiap malam hari karena matinya tidak secara wajar dek, 5 tahun yang lalu rumah itu dihuni oleh seorang yang terkenal kaya raya dan dermawan di kampung ini namanya Pak Syarifuddin. Seorang itu terbunuh beserta keluarganya secara tidak mengenaskan dirumahnya dengan bagian anggota tubuhnya tersebar di halaman rumahnya hingga sekarang mayat Pak Syariffudin masih belum ditemukan oleh polisi. Kematian Bapak Syariffudin dan keluarganya masih tidak diketahui oleh polisi dan masyarkat dikampung ini. Polisi masih melakukan penyelidikan sampai sekarang ini dek kematian Pak Syarifuddin beserta keluarganya masih aneh. Menurut dugaan Polisi kematian bapak syarifuddin beserta keluarganya dikarenakan dibunuh oleh seseorang.

“ Terima kasih Kek atas semua ceritanya dan sudah mengantar sampai rumah.” kata Satrio.”
“ sama-sama dek.”kata Kakek.
Satrio pun terus penasaran dengan kematian sosok hantu itu. Dia berencana menyelidiki kematian hantu itu besera keluarganya yang dibunuh oleh seseorang. Malam semakin larut dan dingin menyelimuti tubuh Satrio hingga tertidur lelap.
                Keesok harinya Mama Satrio menghampiri kamarnya dengan mengetuk pintunya. Dak...dak...dak, Satrio cepat bangun sudah pagi, cepat mandi untuk berangkat kesekolah ini Angkasa dari tadi tunggu kamu. “ iya Ma, bentar aku masih jadwal pelajaran.
Satrio pun turun kebawah untuk menghampiri Angkasa.
“ Angkasa ada tugas hari ini gak???” soalnya tadi malam aku tidak sempat melihat  tugas-tugas yang di buat pr minggu kemarin.
“ Tidak ada kok Sat. Memang kenapa kamu tadi malam hingga tidak menjadwalkan pelajaran hari ini. Kata” Angkasa.
“ Ohh...tadi malam itu aku keluar mencari buku tulis, pena, dan buku tafsir, tetapi aku belum dapat buku tafsirnya. Angkasa kamu tahu nggak rumah kosong yang disebrang jalan patimura. Kata Satrio.
“ Memangnya kenapa sat?.” Kata Angkasa (dengan heran)!!!.
“ Dirumah kosong itu tadi malam aku melihat sosok hantu tinggi besar dengan mata memerah tajam. Kata kakek-kakek hantu itu dulu dibunuh oleh seseorang dengan anggota tubuhnya tersebar dihalaman rumahnya. Kematiannya masih tidak diketahui oleh polisi dan masyarakat sini. Aku sangat penasaran dengan kematiannya, kenapa orang itu tega membunuh orang yang sangat baik dikampung ini Angkasa. “ kata Satrio.
“ Sahut Angkasa “ sangat sadis sekali kematian orang itu.orang yang membunuh sangat tidak peri kemanusian terhadap orang lain. Mungkin pembunuh itu sangat iri atau membenci orang itu hingga dia tega untuk membantai orang itu beserta keluarganya dan mengambil harta orang itu.
“Bagaimana besok minggu kita masuk ke rumah kosong itu untuk menyelidiki kematian  bapak Syarifuddin dan keluarganya. Menurutmu bagaimana???”. Kata Satrio.
“ Oke. Sahut Angkasa.

            Hari-hari pun telah berlalu, hari yang di nanti telah tiba. Mereka pun mulai menuju ke rumah kosong itu untuk menyelidiki kematian bapak Syarifuddin beserta keluarganya yang dibunuh oleh seseorang. Mereka mulai mencari benda-benda yang mencurigakan tentang kematian bapak Syarifuddin dan keluarganya. Tanpa tidak sengaja mereka memasuki kamar tidur bapak Syariffudin yang sudah berantakan dan kotor.
            “gelodak...gelodak..gelodak terdengar suara orang membantingkan pintu almari. Mereka pun merasa ketakutan bulu kuduknya berdiri. Namun dengan perasaan penasaran dengan suara tersebut. Mereka memberanikan diri untuk menuju arah suara yang didengarkanya di sebelah ruangan kamar tidur bapak Syarifuddin. Mereka pun membuka pintu ruanganya, meskipun hati dan pikirannya kacau karena suara yang didengarkannya tak usai berhenti.
            Grek...grekk...grekk, pintunya mulai terbuka sedikit demi sedikit, tiba-tiba suara itu mulai lenyap dari pendengarannya. Mereka pun memaksakan diri untuk mencari sumber suara itu. Mereka pun membuka almari yang terkunci rapat, krekk..kreekk, serontak mereka menjerit karena hantu pak syarifuddin muncul dari bilik samping almari. Hantu pak Syarifuddin pun memegang tangan Satrio dan Angkasa menuju ke pohon besar yang rindang di halaman rumah untuk menunjukkan sesuatu misteri. Hantu itu pun hilang seketika saat membawa Satrio ke pohon besar yang berada di halaman. Namun Satrio kebingungan “mengapa mereka berdua di bawah ke pohon besar yang berada dihalaman rumahnya?”. Didalam hatinya. Satrio dan Angkasa pun memikirkan maksud hantu Pak Syarifuddin membawa mereka ke tempat . Mereka memutari sekeliling pohon besar itu, tidak sengaja angkasa tersandung karena menendang suatu benda. Mereka pun terkejut melihat tulang manusia yang terkubur di tanah. Meraka pun mengalinya dan mengumpulkan serangkaian tulang-tulang yang sudah tidak menyatuh lagi. Satrio pun menghubungi polisi atas kejadian pemenunuhan serangkaian tulang-tulang pak Syarifuddin yang terkubur di bawah pohon besar di halaman rumahnya.
            “ Ning-nung...Ning-nung...polisi pun datang di depan rumah Pak Syarifuddin. Polisi pun memasuki halaman rumahnya dengan mengamankan daerah rumah Pak Syarifuddin. Mayat Pak Syarifuddin pun di bawah oleh polisi untuk identifikasi. Satrio dan Angkasa pun bergegas ke kantor polisi untuk memberikan keterangan kepada kepolisian. Setelah itu, mereka berdua kembali kerumahnya untuk beristrihat.

            Matahari kian tinggi, Semenjak kejadian itu Satrio pun menjadi anak yang  pendiam dan penyendiri. Akhirnya, pembunuh yang telah tega membantai keluarga Bapak Syariffudin telah tertangkap oleh polisi. Ternyata seorang itu mantan sopir pak syariffudin yang telah dipecat. Namun dia tidak terima atas pemecatannya hingga tega membunuh keluarga Bapak Syariffudin. Atas terbongkarnya kejadian pembunuhan keluarga Bapak Syariffudin Kota Patern mulai kembali ramai dan tentram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar