Angin berhembus
kencang alunan diskotik meramaikan suasana kota malam yang gelap gulita. Seorang
anak kecil menulusuri alunan Kota Patern berjalan menuju suatu tempat dengan
membawa buku dan pena. Entah apa yang dia lakukan dengan berjalan kebigungan
sambil melantunkan ayat-ayat suci al-quran. Seorang anak kecil yang bernama
Muhammad Satrio wibowo yang sering dipanggil sebutan Satrio terus melangkah
berjalan dengan memontang -mantingkan buku dan penanya, tiba-tiba Satrio
berhenti melangkahkan kakinya serta terus melantunkan ayat-ayat suci al-quran.
Dia memandang sebuah rumah kosong yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya
selama 5 tahun yang lalu. Satrio pun terus memandang dan menatap dengan mata
yang tak berkedip sama sekali, anak yang bernama Muhammad satrio Wibowo merasa
ketakutan karena melihat sosok seseorang tinggi besar dengan mata memerah tajam
memandang dirinya. Satrio pun berlari hingga terbirit-birit. Dia pun berhenti
di suatu tempat di depan warung kopi yang sudah tertutup. Kakek-kakek menghampirinya dan memegang
pundaknya. Satrio pun serontak teriak
dan menangis karena ketakutan oleh sosok seorang tinggi besar dengan mata yang
memerah. Rasa ketakutanya terus menyelimuti pikiranya dan memikirkan sosok
seorang tinggi besar dengan mata yang memerah. Di dalamnya pikirannya dia terus
penasaran apakah sosok yang dia lihatnya di rumah kosong itu seoarang hantu.
“ Kakek pun
bertanya “ ada apa dek kok berlari hingga terbirit-birit dan ketakutan?”.
“ Sahut satrio
dengan nada terbata-bata “ ta..ta...tadi dirumah kosong ada sosok seorang
tinggi besar dengan mata memerah kek.!!!”
“ Ohh... sosok
itu yang adik lihat seorang hantu yang terbunuh secara tidak wajar dek. sosok
hantu itu sering muncul dimalam hari waktu menjelang sholat isya’. Adik jangan takut, rumah adik daerah mana biar
kakek antar pulang? Sahut kakek.”
“ Satrio pun
bertanya” kek kenapa hantu itu terus bermunculan dan bergentayangan hingga
menggangu setiap orang berjalan melewati rumah kosong itu kek. Memangnya dulu
rumah itu dihuni oleh siapa kek?”.
“ Kakek pun
menjawab pertanyaan Satrio “ hantu itu bermunculan setiap malam hari karena
matinya tidak secara wajar dek, 5 tahun yang lalu rumah itu dihuni oleh seorang
yang terkenal kaya raya dan dermawan di kampung ini namanya Pak Syarifuddin.
Seorang itu terbunuh beserta keluarganya secara tidak mengenaskan dirumahnya
dengan bagian anggota tubuhnya tersebar di halaman rumahnya hingga sekarang
mayat Pak Syariffudin masih belum ditemukan oleh polisi. Kematian Bapak
Syariffudin dan keluarganya masih tidak diketahui oleh polisi dan masyarkat
dikampung ini. Polisi masih melakukan penyelidikan sampai sekarang ini dek
kematian Pak Syarifuddin beserta keluarganya masih aneh. Menurut dugaan Polisi
kematian bapak syarifuddin beserta keluarganya dikarenakan dibunuh oleh
seseorang.
“ Terima kasih Kek
atas semua ceritanya dan sudah mengantar sampai rumah.” kata Satrio.”
“ sama-sama
dek.”kata Kakek.
Satrio pun terus
penasaran dengan kematian sosok hantu itu. Dia berencana menyelidiki kematian
hantu itu besera keluarganya yang dibunuh oleh seseorang. Malam semakin larut
dan dingin menyelimuti tubuh Satrio hingga tertidur lelap.
Keesok
harinya Mama Satrio menghampiri kamarnya dengan mengetuk pintunya. Dak...dak...dak,
Satrio cepat bangun sudah pagi, cepat mandi untuk berangkat kesekolah ini
Angkasa dari tadi tunggu kamu. “ iya Ma, bentar aku masih jadwal pelajaran.
Satrio pun turun kebawah untuk
menghampiri Angkasa.
“ Angkasa ada
tugas hari ini gak???” soalnya tadi malam aku tidak sempat melihat tugas-tugas yang di buat pr minggu kemarin.
“ Tidak ada kok
Sat. Memang kenapa kamu tadi malam hingga tidak menjadwalkan pelajaran hari
ini. Kata” Angkasa.
“ Ohh...tadi
malam itu aku keluar mencari buku tulis, pena, dan buku tafsir, tetapi aku
belum dapat buku tafsirnya. Angkasa kamu tahu nggak rumah kosong yang disebrang
jalan patimura. Kata Satrio.
“ Memangnya
kenapa sat?.” Kata Angkasa (dengan heran)!!!.
“ Dirumah kosong
itu tadi malam aku melihat sosok hantu tinggi besar dengan mata memerah tajam.
Kata kakek-kakek hantu itu dulu dibunuh oleh seseorang dengan anggota tubuhnya
tersebar dihalaman rumahnya. Kematiannya masih tidak diketahui oleh polisi dan
masyarakat sini. Aku sangat penasaran dengan kematiannya, kenapa orang itu tega
membunuh orang yang sangat baik dikampung ini Angkasa. “ kata Satrio.
“ Sahut Angkasa
“ sangat sadis sekali kematian orang itu.orang yang membunuh sangat tidak peri
kemanusian terhadap orang lain. Mungkin pembunuh itu sangat iri atau membenci
orang itu hingga dia tega untuk membantai orang itu beserta keluarganya dan
mengambil harta orang itu.
“Bagaimana besok
minggu kita masuk ke rumah kosong itu untuk menyelidiki kematian bapak Syarifuddin dan keluarganya. Menurutmu
bagaimana???”. Kata Satrio.
“ Oke. Sahut
Angkasa.
Hari-hari
pun telah berlalu, hari yang di nanti telah tiba. Mereka pun mulai menuju ke
rumah kosong itu untuk menyelidiki kematian bapak Syarifuddin beserta
keluarganya yang dibunuh oleh seseorang. Mereka mulai mencari benda-benda yang
mencurigakan tentang kematian bapak Syarifuddin dan keluarganya. Tanpa tidak
sengaja mereka memasuki kamar tidur bapak Syariffudin yang sudah berantakan dan
kotor.
“gelodak...gelodak..gelodak
terdengar suara orang membantingkan pintu almari. Mereka pun merasa ketakutan
bulu kuduknya berdiri. Namun dengan perasaan penasaran dengan suara tersebut.
Mereka memberanikan diri untuk menuju arah suara yang didengarkanya di sebelah
ruangan kamar tidur bapak Syarifuddin. Mereka pun membuka pintu ruanganya, meskipun
hati dan pikirannya kacau karena suara yang didengarkannya tak usai berhenti.
Grek...grekk...grekk,
pintunya mulai terbuka sedikit demi sedikit, tiba-tiba suara itu mulai lenyap
dari pendengarannya. Mereka pun memaksakan diri untuk mencari sumber suara itu.
Mereka pun membuka almari yang terkunci rapat, krekk..kreekk, serontak mereka
menjerit karena hantu pak syarifuddin muncul dari bilik samping almari. Hantu
pak Syarifuddin pun memegang tangan Satrio dan Angkasa menuju ke pohon besar
yang rindang di halaman rumah untuk menunjukkan sesuatu misteri. Hantu itu pun
hilang seketika saat membawa Satrio ke pohon besar yang berada di halaman.
Namun Satrio kebingungan “mengapa mereka berdua di bawah ke pohon besar yang
berada dihalaman rumahnya?”. Didalam hatinya. Satrio dan Angkasa pun memikirkan
maksud hantu Pak Syarifuddin membawa mereka ke tempat . Mereka memutari
sekeliling pohon besar itu, tidak sengaja angkasa tersandung karena menendang
suatu benda. Mereka pun terkejut melihat tulang manusia yang terkubur di tanah.
Meraka pun mengalinya dan mengumpulkan serangkaian tulang-tulang yang sudah
tidak menyatuh lagi. Satrio pun menghubungi polisi atas kejadian pemenunuhan
serangkaian tulang-tulang pak Syarifuddin yang terkubur di bawah pohon besar di
halaman rumahnya.
“
Ning-nung...Ning-nung...polisi pun datang di depan rumah Pak Syarifuddin.
Polisi pun memasuki halaman rumahnya dengan mengamankan daerah rumah Pak
Syarifuddin. Mayat Pak Syarifuddin pun di bawah oleh polisi untuk identifikasi.
Satrio dan Angkasa pun bergegas ke kantor polisi untuk memberikan keterangan
kepada kepolisian. Setelah itu, mereka berdua kembali kerumahnya untuk
beristrihat.
Matahari kian tinggi, Semenjak
kejadian itu Satrio pun menjadi anak yang
pendiam dan penyendiri. Akhirnya, pembunuh yang telah tega membantai
keluarga Bapak Syariffudin telah tertangkap oleh polisi. Ternyata seorang itu
mantan sopir pak syariffudin yang telah dipecat. Namun dia tidak terima atas
pemecatannya hingga tega membunuh keluarga Bapak Syariffudin. Atas
terbongkarnya kejadian pembunuhan keluarga Bapak Syariffudin Kota Patern mulai
kembali ramai dan tentram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar